Jumat, 19 Maret 2010

Mengenal Penyakit Ikan Air Tawar (Bagian II)

Perhatian terhadap dunia perikanan saat sudah ini semakin besar. Kesadaran masyarakat akan gizi yang berasal dari produk perikanan mendapat perhatian dari pemerintah, dimana pemerintah terus menggalakkan budaya mengkonsumsi ikan yang menuntut ketersediaan produk perikanan yang kontinyu dalam jumlah yang cukup. Pemenuhan ketersediaan produk perikanan salah satunya adalah dengan cara budidaya. Masyarakat Indonesia sebagian telah mengenal cara-cara budidaya beberapa jenis ikan yang pengetahuannya diperoleh secara turun-temurun maupun dari akademis.

Sayangnya penyakit yang merupakan salah satu penghambat pada budidaya produk perikanan terus berkembang seiring dengan evolusi makhluk hidup dan teknologi yang digunakan. Untuk mengatasi masalah tersebut sampai saat ini masih terus dilakukan upaya mencari cara penanggulangan yang cepat, efektif dan effisien . ABDI TANI edisi lalu telah menyampaikan beberapa informasi tentang parasit yang biasa menyerang ikan air tawar. Pada edisi kali ini ABDI TANI ingin me-nyampaikan jenis parasit lain dan sedikit gambaran mengenai jamur.

Bentuk morfologis dari
hyfa Jamur Saprolegnia

Sporozoa
Sporozoa (binatang bersel satu), merupakan klas yang terdiri bermacam jenis binatang. Yang terkenal sebagai parasit ikan diantaranya adalah Myxobulus sp. yang berada pada jaringan tubuh ikan.
Gejala penyerangan adalah timbulnya benjolan-benjolan yang bila dipecah berisi spora yang banyak jumlahnya berbentuk seperti biji yang berlilit tebal. Pada bagian yang runcing terdapat struktur yang disebut polar capsule. Spora ini hanya 10-20 mikron (1 mikron = 0,001 mm) saja besarnya. Jika tertelan oleh ikan, spora ini akan melepaskan semacam anak panah dari polar capsule-nya. Anak panah ini terikat dengan semacam benang halus kepada polar capsule, sehingga setelah menancap pada dinding kulit ikan, spora tadi akan bergantungan pada dinding usus.
Berikutnya dinding usus akan larut dan keluarlah binatang yang dapat bergerak seperti amuba. Binatang ini akan masuk kedalam peredaran darah ikan dan beredar keseluruh tubuh ikan. Sarang-sarang spora inilah yang terlihat sebagai benjolan-benjolan.
Sering dilaporkan penyakit yang ditimbulkan oleh Sporozoa ini menyerang benih ikan. Oleh peternak ikan sering disebut penyakit bengkak insang, karena ikan yang terserang insangnya menjadi bengkak.
Sebagaimana disebutkan oleh Van Duijn (1963), sampai saat ini belum diketemukan cara pengobatan yang efektif untuk penyakit ini. Satu-satunya cara untuk mencegah penyakit ini, ialah semua ikan yang terkena penyakit ini dimusnahkan, kolam dikeringkan dan kemudian kolam diberi kapur.

Endoparasit
Aeromonas dan Pseudomonas merupakan salah satu contoh bakteri yang sering dijumpai menyerang ikan-ikan sehingga mengakibatkan kematian masal pada ikan budidaya. Penyakit ini mengakibatkan kerusakan pada daging, limpa dan hati, dan juga menyebabkan gejala bisul-bisul yang berkembang menjadi borok.
Pemberantasan sampai tuntas sangat sulit dilakukan karena pada umumnya bibit penyakit berupa bakteri sangat kecil dan mudah tersebar di semua perairan. Karena air adalah media penular yang membawa bibit penyakit secara luas dan mudah, maka harus dimengerti bahwa ikan akan terhindar dari serangan penyakit apabila berada pada kondisi baik yang artinya makanan cukup, bersih dari segala pencemaran, agar ikan mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap organisme penyebab penyakit. Tindakan untuk menciptakan kekebalan alami ini tercakup dalam kegiatan pengelolaan persiapan lahan maupun pemeliharaan kondisi ikan dan media budidaya selama usaha budidaya berlangsung.

Jamur Saprolegnia
Untuk ikan yang belum begitu parah kondisi sakitnya biasanya diambil tindakan pengobatan menggunakan antibiotik. Dosis yang dianjurkan adalah untuk setiap 100 gram berat badan ikan diusahakan dapat mengkonsumsi 1 mg antibiotik per hari, selama 2-3 minggu. Yang harus menjadi perhatian adalah pemberian dengan dosis yang tepat. Apabila perhitungan dosis kurang cermat, maka bakteri akan kebal terhadap obat tersebut. Hal ini mengakibatkan obat ini tidak ampuh lagi untuk memberantas bakteri tersebut.
Selain kelompok parasit ada juga organisme yang tumbuh pada ikan-ikan yang sebelumnya sudah terluka, lemah, sakit atau pada ikan yang sudah mati yang bernama jamur. Jamur juga menyerang telur-telur yang gagal menetas dan kemudian menulari telur-telur lain yang sehat bahkan dapat menyerang larvanya .

Jamur terdapat di semua jenis perairan air tawar terutama yang mengandung banyak bahan organik. Jamur hidup sebagai saprofit pada jaringa tubuh, merupakan penyakit sejati, karena jamur tidak dapat menyerang ikan-ikan yang betul-betul sehat, melainkan menyerang ikan-ikan yang sudah luka atau lemah.
Jamur khususnya Saprolegnia dapat menyerang semua jenis ikan di segala macam lingkungan. Tanda adanya jamur ini terlihat sebagai serabut putih seperti kapas yang tumbuh pada bagian tubuh ikan yang luka. Ikan yang diperlakukan kurang cermat waktu penangkapan dan pengangkutan sering menderita luka-luka yang kemudian tumbuh jamur.

Luka yang diakibatkan gejala serangan jamur
Cara pencegahan yang biasa dilakukan adalah dengan cara penanganan yang cermat, tidak menempatkan ikan dalam tempat yang sempit sehingga menyebabkan berdesakan dan ikan menjadi terluka. Yang harus lebih mendapat perhatian adalah tempat budidaya yang memiliki kandungan bahan organik tinggi misalnya kolam yang dipupuk menggunakan pupuk organik saja.
Dari beberapa tulisan yang diperoleh menyebutkan beberapa cara pengobatan ikan yang terkena jamur antara lain :
-
Ikan direndam menggunakan Kalium Permanganat (PK), 1 gram per 100 liter air selama 60-90 menit.
- Ikan direndam dalam larutan garam dapur dengan dosis 10 gram per liter selama 10 menit.
- Ikan direndam menggunakan Malacyte Green
Serbuk Malacyte Green dilarutkan dalam air sebagai larutan baku (1 gram dalam 450 ml air). Untuk merendam ikan 1-2 ml larutan baku itu diencerkan dalam air 1 liter untuk merendam selama 1 jam.
Begitu pula dalam penetasan telur-telur ikan, sangat perlu dibiasakan menggunakan Malacyte Green ini 1 gram per 200 liter air, selama 1 jam. Pencegahan jamur pada telur ikan sangat perlu dilakukan apabila telur ikan ditetaskan di dalam corong-corong penetas pada pembenihan ikan buatan.
Dari paparan ini sedikit banyak telah diketahui beberapa hal tentang penyakit parasiter. Tetapi dapat dibuat juga sebuah gambaran bahwa untuk usaha budidaya, pemeliharaan kondisi kualitas air harus dijaga untuk mencegah timbulnya penyakit. Karena bagaimanapun modernnya ilmu pengobatan, pencegahan adalah alternatif pilihan yang lebih baik.

(Prabowo MU, MD Departement : dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar